HIKAYAT PRANG SABI

HIKAYAT PRANG SABI

HIKAYAT PRANG SABI
Hikayat Prang Sabi

HIKAYAT PRANG SABIHikayat Prang Sabi begitu mempesona sehingga dapat membangkitkan semangat juang pejuang Aceh melawan Belanda. Hikayat Prang Sabi dapat dikatakan sebagai sebuah kisah atau cerita naratif yang ditulis dalam bentuk berirama yang bertujuan untuk memberi nasehat dan semangat kepada orang-orang untuk terjun ke medan peperangan melawan orang-orang kafir. Kalau dilihat dari sebagian isinya, biasanya bagian awal hikayat, juga tersisip peringatan-peringatan bagi pendengernya untuk takwa kepada Allah secara umum. Tulisan ini bermaksud mengupas pesona Hikayat Prang Sabi yang membuat para pejuang Aceh yang bersenjatakan seadanya tidak gentar melawan tentara Belanda.

Menurut Ibrahim Alfian, sebagaimana dikutip oleh Gade Ismail, hikayat sebagai sebuah karya sastra orang Aceh dapat dibagi ke dalam paling tidak tiga kategori. Pertama karya sastra murni yang dikarang untuk tujuan hiburan. Salah satu contoh kategori ini adalah Hikayat Peulandok Pance. Kedua adalah jenis hikayat yang dapat digunakan sebagai media untuk pengajaran agama dan indokrinasi ide-ide tertentu. Hikayat Prang Sabi dikelompokkan ke dalam kategori ini. Hikayat jenis ini digunakan oleh ulama (otoritas agama setempat) untuk tujuan membangkitkan semangat pejuang Aceh berperang melawan pemerintahan Hindia Belanda tempoe doeloe. Sedangkan kategori ketiga adalah hikayat yang menarasikan even-even masa lalu, seperti Hikayat Prang Aceh.
Teks asli Hikayat Prang Sabi, menurut Prof. Ali Hasymy dikarang oleh Teungku Chiek Muhammad Pante Kulu yang lahir pada tahun 1836 di sebuah kampung yang disebut Pante Kulu yang terletak di Kabupaten Pidie. Hikayat yang dikarang di era Teungku Chiek Di Tiro ini, ditulis dalam bahasa Aceh menggunakan huruf Arab. Namun, banyak juga dari mereka yang sudah ditransliterasikan ke dalam huruf latin. Menurut T. Iskandar, Hikayat Prang Sabi memiliki sumbernya sendiri dari sebuah karya bahasa Arab yang berjudul Nasihat al-Muslimin. Judul lengkap kitab ini adalah Nasihat al-Muslimin wa-tadzkirat al mu’minin fi fadha’il al-jihad fi sabil Allah wa-karamat al-mujahidin fi sabil Allah yang ditulis oleh seorang ulama tersohor, Shaik Abd. Al-Samad al-Falimbani atau Abdussamad Palembang.

Berdasarkan isinya, teks-teks Hikayat Prang Sabi secara kasar dapat dibagi menjadi dua bagian. Yang pertama terdiri dari bait-bait peringatan dan nasehat untuk berperang melawan Belanda, dengan sisipan ayat-ayat Al-Quran dan Hadits. Bagian kedua, terdiri dari bait-bait yang menceritakan empat prang suci Islam masa lampau: Abeudo Wahet (Ainul Mardhiah), Prang Suci Mekkah Melawan Kaum Abyssinia, Orang Hitam Saet Saleumi, dan Muhammad Amien Budak Lahir Kembali.





Referensi
* Acehinstitute.org

No comments